Senin, 03 November 2014

BERSELIMUT KABUT BERMANDIKAN MENTARI DIPUNCAK NOTOYUDHO





Membicarakan keindahan Kabupaten Wonosobo memang nggak ada habisnya. Puncak Sukinir yang terletak di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo & Puncak Siprau yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng tepat di perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang kini menjadi primadona baru. Untuk teman-teman yang ada disekitar Kecamatan Kepil bagi yang belum berkunjung ke Sikunir ataupun kepuncak Prau boleh berkunjung dulu ke Puncak Bukit Notoyudho. Keindahannya tidak jauh berbeda dengan Sikunir. Perjalanan yang ditempuh pun tidak terlalu sulit.




Puncak Notoyudho berada di Perbukitan antara dukuh Pengarengan Jangkrikan dengan Dukuh Bojong Kepil. Untuk musim kemarau perjalanan dapat ditempuh menggunakan roda dua maupun roda empat, namun kalau musim hujan agak sulit. Namun bagi anda yang hobi offroad baik pakai mobil maupun motor sport  musim penghujanpun tetap dapat dilalui. Perjalanan melalui jalur Pertigaan Bojong naik kurang lebih berjarak 1 km, setelah sampai dipertengahan bukit ada pertigaan jalan tanah belok kanan naik kurang lebih sejauh 0,5 km. Perjalanan dilanjutkan jalan kaki dari parkir kendaraan hanya kurang lebih dua menit.




Disebut bukit Notoyudho karena tempat ini merupakan petilasan dari Tumenggung Notoyudho pada saat berlangsunya perang Diponegoro. Perang Diponegoro adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi Indonesia dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berdasarkan dokumen-dokumen Belanda yang dikutip oleh ahli sejarah, perang ini menewaskan sekitar 200.000 orang warga pribumi. Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000. Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara. Peperangan ini terjadi secara menyeluruh wilayah Jawa, sehingga disebut Perang Jawa.





Diatas bukit Notoyudho terdapat batu yang ditumpuk-tumpuk membentuk semacam pemakaman, dan dalam tumpukan tersebut terdapat pohon puring sebagai penanda kekeramatran tempat tersebut. Konon Menteri Penerangan Indonesia Harmoko pada masa pemerintahan Soeharto pernah berkunjung kesana. Bahkan banyak pejabat negara, anggota DPR dan masyarat yang mengunjungi untuk ngalap berkah. Konon ceritanya bagi orang  yang mau naik pangkat/jabatan dapat berjalan mulus tanpa kendala setelah berkunjung ketempat tersebut. Wallohualam bi shawab.