Rabu, 25 Mei 2016

TELEGA MENJER PANCEN MAER (MEMANG BAGUS. JW)

Telaga Menjer terletak di desa Maron, kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Telaga ini berjarak sekitar 2 km dari ibukota kecamatan. Dinamakan telaga menjer karena desa Maron sebenarnya merupakan desa baru yang dulunya merupakan wilayah desa Menjer.
Telaga Menjer adalah telaga yang terbentuk akibat dari letusan vulkanik di kaki Gunung Pakuwaja. Dulunya air di telaga itu hanyalah dari beberapa mata air kecil di sekitar telaga dan juga mengandalkan curah hujan yang cukup tinggi didaerah ini. Pada zaman penjajahan Belanda dengan akan dibangunnya PLTA Garung dibawah telaga tersebut, maka dibendunglah sebagian sungai Serayu yang berada di sebelah utara desa Jengkol. Kemudian dialirkan melalui terowongan bawah tanah sepanjang ± 7 km dibawah perkebunan teh PT Tambi yang berada di sebagian wilayah Desa Kreo dan Tlogo. Untuk mengalirkan air dari telaga ini menuju PLTA, dibendunglah sebagian kecil dari telaga dan di bawahnya dipasang pipa dengan diameter mencapai ± 3m menuju ke PLTA yang berjarak sekitar 2 km.

Legenda Telaga Menjer, Wonosobo
Diceritakan dahulu kala ada dua orang gadis sedang mengumpulkan sayuran di ladang. Tiba-tiba datanglah seekor kepiting raksasa mendekatinya. Mereka sangat takjub melihat betapa besar dan tingginya binatang itu. Lupa akan pesan orang tuanya yang mengatakan bahwa apabila sedang berada di ladang kemudian melihat atau menemui sesuatu yang asing atau janggal mereka diminta cepat meninggalkan tempat dan jangan menggangu atau mengusiknya, salah seorang gadis itu justru mendekat serta diusapnya sambil keheranan, dan kagetlah mereka melihatnya.

Pada saat si gadis mengusap punggung kepiting, tanpa disadari sekonyong-konyong kepiting  lenyap dan ditempat mereka berdiri menganga sebuah lubang yang bergerak semakin lebar dan semakin dalam menyerupai sumur yang membawa kedua gadis tadi lenyap tenggelam. Jadilah sumur dengan luas 70 ha yang kemudian dinamakan telaga Menjer.

Bentuk telaga ini makin ke dalam makin mengecil seperti kerucut (kukusan-Jawa) atau terompet. Di dalam telaga kadang-kadang terlihat seekor ikan besar dengan ukuran tidak terhingga. Beberapa orang juga menyaksikan kadang terlihat seseorang berjalan di atas telaga.

Telaga Menjer terletak berdekatan dengan desa Maron, Menjer, dan Tlogo. Di bagian barat telaga ada pohon besar menyatu dengan batu besar mirip sandaran dan di antara batu ada lubang seperti pintu yang ditutup tiga buah batu. Kalau batu dibuka, kita melihat mata air dalam lekukan seperti bak kurang lebih 3 m2 luasnya dan biasa disebut goa Song Kamal.

Banyak orang datang mengambil air dari sana untuk berbagai keperluan, dan sudah menjadi kepercayaan masyarakat sekitar desa bahwa apabila mereka melihat permukaan air tinggi, hal itu menjadi pertanda datangnya kemakmuran bagi rakyat desa. Sedangkan apabila permukaan air berkurang/surut, hal ini menandakan ada hal-hal yang perlu diwaspadai.

Senin, 29 Juni 2015

Sambut Kelulusan Siswa-Siswi SMP PGRI 3 Kepil Meluapkan Kegembiraan Diatas Kain Kanvas

Rabu, 10 Juni 2015. Pengumuman sekaligus penglepasan siswa-siswi kelas IX di SMP PGRI 3 Kepil berlangsung tidak seperti biasanya. Meskipun terletak 36 km dari pusat kota kabupaten namun suasana berbeda telah diterapkan disekolah ini. Seperti yang dituturkan oleh Dwi Wuryanto, S.Pd. Guru sekaligus wakil kepala bagian kesiswaan yang sekaligus mewaikili ketua panitia Dewi Rochana Suparwiyati, S.Pd yang berhalangan hadir karena sedang menghadiri gladi bersih wisuda pasca sarjana di Universitas PGRI Yogyakarta. "Pada saat pengambilan Pengumuman Kami mewajibkan siswa putra untuk menggunakan pakain jas berdasi, dan pakaian kebaya muslim bagi siswa perempuan. Hal ini bertujuan agar suasana menjadi lebih resmi dan meminimalisir tindak corat-coret baju saat pengumuman telah diberikan. Sebagaigantinya penitia menyediakan kain kanvas yang dipasang dan digunakan oleh siswa untuk mengekspresikan kegembiraannya dengan membubuhkan tanda tangan diatas kain kanvas tersebut." Masih menurutnya bahwa kain tersebut nantinya akan dipasang dan dimuseumkan disekolah untuk dijadikan kenang-kenangan.


Kunjungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Purbalingga ke KIM Kabupaten Wonosobo

.
 Kamis, 11 Juni 2015. Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kabupaten Wonosobo mendapat kunjungan dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Purbalingga. Rombongan disambut oleh ketua KIM Talun Ombo Sapuran Agus Munajat didampingi oleh Akhmad Sabitun Ketua KIM Jaguar Jangkrikan, Farhan KIM Jlamprang, Rombongan KIM Desa Sawangan dan disambut oleh Rombongan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Wonosobo di Cafe Allure sebelah selatan alun-alun Wonosobo. Selanjutnya rombongan diajak berkeliling mengunjungi Industri Rumah Tangga (IRT) Carica di komplek BLK Wonosobo, Pabrik Teh Tambi, dan diahiri dengan makan siang di rumah makan apung ditelaga Menjer-Maron-Garung-Wonosobo. Sejauh ini daya tarik makanan khas Wonosobo dengan Caricanya masih tetap menjadi primadona bagi penikmat jajanan dan kuliner nusantara
 Merapat di cafe Allure

Pemberian cinderamata dari Dishubkominfo Purbalingga kepada Agus Munajad Ketua KIM Talunombo
 Kunjungan ke produsen carica in syrup di komplek Balai Latihan Kerja Capar Kertek Wonosobo
 Melihat proses pembuatan carica
 Dipabrik pengolah teh UPT Tambi 

 Makan siang sambil santai di Telaga Menjer 

Parampokan di Kertek 3 tertangkap 3 lainnya kabur


Kawanan perampok yang mencoba melancarkan aksi di Desa Campursari RT 6 RW 2, Kecamatan Kertek, Selasa malam (23/6) akhirnya berhasil dilumpuhkan petugas. Sempat terjadi baku tembak dan saling kejar, 3 orang pelaku yang beraksi dengan lebih dahulu melakukan kekerasan terhadap pemilik rumah itu akhirnya menyerah. Dalam gelar perkara di halaman Mapolres Wonosobo, Rabu (24/6), Kapolres AKBP Aziz Andriansyah SH SIK MHum menjelaskan bahwa ke 3 tersangka yang berhasil ditangkap merupakan kawanan perampok dari luar kota, tepatnya Malang Jawa Timur. “Dua tersangka pria atas nama EP (41) dan AD (50) merupakan warga Jabung Kabupaten Malang, sementara satu lagi tersangka adalah seorang wanita bernama JW warga lokal yang ditugasi untuk mencari informasi mengenai target perampokan”, Sebanarnya jumlah perampok ada 6 orang, namun 3 orang berhasil melarikan dari saat baku tembak terjadi, dan saat ini dalam pengejaran/buron terang Kapolres.

Balada Penjual Batagor



Andrean. Usianya baru 11 tahun, namun dia sudah cekatan dalam melayani pelanggannya. Disela-sela berjualan batagor (bakso, tahu digorong) di Jl. Kertek-Wonosobo, ketika ditanya berapa hasil jualan batagor dalam satu hari. Dengan nada malu-malu dia menjawab " Cok angsal kawan atus, kadang gangsalatus, kadang langkung Mas" (Terkadang dapat empat ratus ribu, kadang limaratus ribu, kadang lebih". Kalau hari minggu atau hari libur Andrean mengganti ibunya jualan batagor ditempat tersebut. Sebab Ibu dan kakaknya tiap hari minggu dan hari libur jualan disekitar alun-alun Wonosobo yang lebih ramai. Kalau hari masuk sekolah Andrean tidak jualan karena masih sekolah di MI Ma'arif Kertek. JEFRI.

Pasar Murah Kecamatan Kepil 2015.

Senin, 29 Juni 2015. Dalam rangka membantu masyarakat miskin diwilayah kecamatan Kepil, Menurut Camat Kepil Drs.Singgih Kuncoro, M.M. Pemerintah Kecamatan Kepil mengadakan pasar  murah dan Sidak pasar. 6 desa menjadi target sasaran pasar murah tahun  ini. terdiri dari Desa Jangkrikan, Gondowulan, Pulosaren, Kagungan, Tegalgot, dan Kelurahan Kepi. Menjual sebanyak 1.720 paket sembako yang terdiri dari gula pasir 1 kg, beras 3 kg, minyak 1 liter, gandum 1 kg dan sirup. Tiap paket harga belinya Rp 75.000 dijual dengan harga Rp. 50.000 selisih Rp. 25.000 dari harga jual mestinya. Dengan estimasi tersebut pemerintah mensubsidi Rp 43.000.000 (empat puluh tiga juta rupiah) yang dianggarkan dari APBD Kabupaten. Agar tepat sasaran masyarakat diberi kupon yang pemberian kuponnya diserahkan pada pemerintah desa yang paham betul kondisi warganya.